Kenapa Waktu Pelaksanaan Lebaran Biasanya Berbeda?

credit to : www.resimde.com
Halo, gue lagi liburan di rumah nih. Artinya, aktivitas gue paling cuma internetan, makanya gue ngeposting lagi buat minggu ini. Yah mumpung masih ada bahan yang pas dan lagi hot hari-hari ini. Tahun ini, gue ngerasain lebaran idul Adha dua kali :v. Pertama, di Jogja, tanggal 23 September 2015 kemarin, dan sekarang di Kudus, tanggal 24 September 2015.
Etapi, pernah ga sih, kalian bertanya-tanya pada rumput yang bergoyang kok lebarannya bisa beda harinya?
Makanya, kali ini kami ngepost sesuatu yang beda! Yuk disimak. :3

Gimana sih cara nentuin bulan baru hijriyah?
Bulan Hijriyah rata-rata memiliki hari berjumlah 29 hari dalam sebulan. Karena itu, tiap kali tanggal 29 bulan Hijriyah, pasti selalu dijadiin patokan buat mengamati bulan baru. Kenapa harus tanggal 29? Soalnya pas tanggal itu, ada fenomena alam namanya konjungsi (beda dengan konjungsi di ilmu logika ya). Konjungsi ini adalah keadaan saat posisi matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus. Karena jumlah hari dalam bulan Hijriyah antara 29 atau 30 hari, berarti akan ada dua kemungkinan di pengamatan tanggal 29.
Kemungkinan 1 : Hilal (bulan baru) belum terlihat, sehingga malam itu masih malam ke-30 (belum masuk ke awal bulan).
Kemungkinan 2 : Hilal (bulan baru) sudah terlihat, sehingga malam itu sudah memasuki awal bulan baru.

Apa sih kriteria hilal sudah terlihat/berwujud?
Nah, kita mulai masuk ke pembahasan intinya. Inilah alasan kenapa hari lebaran biasanya gak bersamaan seperti Idul Adha tahun ini. Alasan yang mendasarinya secara sederhana karena kriteria yang berbeda-beda, bahkan ada ormas yang kriteria bulan barunya dengan meneliti pasang surut air laut. Ketika laut mengalami pasang tertinggi, maka malam itu telah masuk bulan baru.
Tapi...kali ini, kami cuma membahas kriteria milik dua ormas Islam terbesar aja ya, Muhammadiyah dan NU. Bagi NU, kriteria hilal berwujud adalah posisi ketinggian hilal harus lebih dari dua derajat dari garis horizon. Ketinggian hilal pada derajat ini yang membuat hilal dapat dilihat secara kasat mata (pengamatan/rukyat). Berbeda dengan NU, bagi Muhammadiyah, berapapun derajat ketinggian hilal, kalo udah lebih dari 0 derajat, maka udah layak dianggap bulan baru.
Kasusnya nih, misalnya diadain pengamatan hilal pada tanggal 29. Posisi ketinggian hilal ternyata cuma 0 derajat lebih 30 menit. Berarti, bagi Muhammadiyah, malam itu sudah memasuki bulan baru. Bagi NU, besok lusa baru memasuki bulan baru.

Apakah sesederhana itu?
Emm, ga juga sih sebenernya. Kita lihat lebih detail. Kita tahu, rotasi bumi mengakibatkan bulan dan matahari terbit dari ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat. Selanjutnya, posisi bulan lebih deket dari bumi dibanding matahari. Itu artinya, gerak semu bulan di langit pengamat di bumi akan berubah lebih cepet dibanding gerak semu matahari. Lama kelamaan, bulan akan lebih ke timur posisinya di langit dibanding matahari. Itulah kenapa, pergerakan bulan dan matahari kadang gak beriringan.
Misalnya saja, pas bulan sedang fase purnama. Bulan purnama baru terbit di ufuk timur saat matahari udah tenggelam di ufuk barat. Akhirnya, bulan yang telah sempurna itu gak pernah bertemu dengan matahari. Mereka hanya bisa berada dalam satu langit pengamat di bumi saat bulan tak lagi sempurna, yaitu saat ada bagiannya yang hilang. Adakah yang lebih dramatis dari kisah bulan dan matahari? Oke, fokus.
Kondisi ketika konjungsi membuat posisi bulan dan matahari tepat beriringan. Tapi, dari bumi, bulan tak terlihat beriringan bersama matahari, karena konjungsi akan terjadi di siang hari. Kasian sekali mereka. :"( WOY FOKUS WOY! Oke, fokus.
Nah, karena tadi kami bilang gerak semu bulan lebih cepet, makanya pas konjungsi di siang hari itu sampai akhirnya matahari tenggelam, bulan udah mengalami sedikit pergesaran ke arah timur. Tapi pergeseran ini biasanya derajatnya sangat kecil. Akibatnya, pas matahari bener-bener tenggelam, bisa aja sedikit bagian bulan baru udah keliatan. Itulah hilal.
Dan dua ormas besar tadi menyikapinya dengan metode berbeda seperti yang kami bilang tadi. Kecuali, ketika pas matahari bener-bener tenggelam ternyata bulan juga ikut tenggelam, maka bagi dua ormas tadi, hilal dianggap belum kelihatan. Akhirnya, kita lebarannya bisa barengan deh. :3

Trus kenapa tiap negara kadang beda waktu pelaksanaan lebarannya?
Karena semua proses munculnya hilal dipengaruhi oleh rotasi bumi, berarti munculnya hilal juga dipengaruhi batas wilayah di bumi dong ya. Misalnya aja kayak gini, konjungsi terjadi ketika siang hari jam 14 di daerah WITA. Nah akibatnya, bagi yang di daerah WIT yang lebih ke timur, belum sempet liat bulan bergeser cukup jauh ke timur, akibatnya bulan tenggelam lebih dulu dibanding matahari. Tapi bagi yang daerah WIB yang lebih ke barat, matahari yang tenggelam lebih dulu.
Lebih jelasnya, coba lihat ilustrasi berikut :
garis konjungsi
pengamatan di Jayapura
pengamatan di Yogyakarta
Itulah kenapa, makin ke barat, derajat ketinggian munculnya hilal relatif makin tinggi. Akibatnya, kadang di Arab Saudi udah memasuki bulan baru tapi kita belum. Kalo dihitung-hitung sih katanya seluruh dunia bisa bersamaan waktu lebarannya kalo konjungsi terjadi tepat di atas garis batas pergantian tanggal di bumi.

Gimana matematika mengambil peran penentuan awal bulan?
Well, jangan tanya gue, gue mana tau. Gue bukan ahli ilmu falak. :v
Intinya sih kita punya beberapa variabel dan intinya kita main-main sudut di spherical trigonometri (ruang bola), dengan rumus-rumus tertentu yang akhirnya menghasilkan derajat ketinggian hilal. Kalo kalian tertarik ngeliat penjelasannya, kalian bisa KLIK DISINI buat baca sekilas artikel ilmiahnya. :3

Duoh, ribet ya? Makanya kita ngikut yang udah ahli aja, gausah koar-koar kalo beda lebarannya. Yang penting mah keamanan dan kenyamanan dari kerukunan kebersamaan tetep terjaga. :3
Anyway, tim redaksi MadMatics! mengucapkan Selamat Idul Adha bagi kalian yang merayakan. Jangan makan daging banyak-banyak, ntar darah tinggi. Sini bagi ke kami aja. Kami anak-anak kos yang kelaparan. Kasihani kami. :3
Udah dulu ya. Apa yang kami tulis adalah apa yang sejauh ini kami tahu. Pai paaaai~ *poof*

Sumber referensi :

Muhamad Musta'in

Salah satu tukang ketik di MadMatics di bidang statistika matematika. Pemilik blog MusMeong.com yang suka khilaf kalo liat kucing dan makanan gratisan. Dimana ada makanan gratisan, di situ dia ada. Gampang dilihat di kos temen lagi main GTA 5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar